Selasa, 29 Maret 2011

Pendidikan Anak Usia Dini

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam pernah berjalan ke suatu tempat bersama seorang sahabat muda beliau bernama Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu dalam perjalanan itulah, Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam berpesan kepada Ibnu Abbas,
"Wahai anak kecil!sesungguhnya aku akan mengajarkan padamu beberapa pesan penting. Jagalah Allah, niscaya engkau akan menemukan dia dihadapanmu. Apabila engkau meminta tolong, maka minta tolonglah kepada-Nya.
Hingga kemudian beliau mengatakan;
"Ketahuailah, seandainya semua manusia bersepakat untuk mencelakakan engkau, maka mereka tidak akan sanggup melakukanya, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah buatmu"(HR.At-Tirmidzi)

Sebuah pesan yang mungkin terlalu berat setidaknya menurut ukuran kita, untuk seorang anak kecil (ghulam) seperti Ibnu Abbas. Tapi seperti itulah cara Rasulullah mendewasakan seorang anak, dengan mengajak mereka berinteraksi secara dewasa, tanpa menyia-nyiakan masa kanak-kanak mereka. Maka tidaklah mengherankan, jika dari madrasah kenabian itu lahir sososk manusia-manusia tangguh. Siapa yang tak mengenal Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin mas'ud dab Abdullah bin 'Amr bin Ash,empat Abdullah yang masuk dalam jajaran ulama sahabat. Siapa yang tak mengenal Usamah bin Zaid yang menjadi panglima perang kaum muslimin pada usianya kedelapan belas. Mereka semua adalah bukti pemberian perlakuan yang tepat terhadap anak, insya Allah, akan melahirkan generasi tangguh dimasa depan.

 Ada 5 cara mendidik anak di usia dini yang antara lain adalah;
  1. Mulailah dari diri anda!seorang anak membutuhkan keteladanan. Dan ia akan mencontoh dari kedua orang tua atau guru, karena dia mamiliki kecenderungan mencontoh dan mengikuti. Apabila dia menyenangi seseorang, dia pun mengikuti dan berjalan sesuai dengan gayanya dan berupaya dapat menirunya.
  2. Janganlah bersikap kasar,tanpa disadari oleh orang tua, bahwa pukulan dapat merusak kepribadian anak, menanamkan rasa takut dan memupuk kebencian, irihati dan balas dendam terhadap dirinya, yang akhirnya dia mengasingkan diri dari keluarga dan lingkungan sekitar.
  3. Tanamkan rasa percaya diri,rasa percaya diri berhubungan erat dengan rasa bahagia anak, kebahagiaan hanya di dapatkan bila seseorang merasa aman, maka ketika rasa percaya diri seseorang seseorang merasa hilang dia akan mengalami goncangan dan merasa orang lain mencurigai dan menyudutkanya, dia merasa minder, bimbang, malu dan canggung saat menghadapi orang lain. Ia akan cenderung tertutup dan menyendiri,karena dia yakin dirinya tidak memiliki kemampuan dan potensi sehingga dia menggantungkan segalanya kepada orang tua, audara dan teman dekatnya.
  4. Jangan jadikan dia pengekormua,inilah kondisi kebanyakan anak dalam masyarakatmereka mengekang hak anak yang paling sederhana, yaitu hak hidup mandiri. Padahal kita juga melihat binatang mendidik anaknya, selalu memberikan kasih sayang dan kelembutan hingga ia dewasa. Setelah itu dia pun memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mandiri dan belajar menghadapi hidup dalam kesendirian.
  5. Tegakanlah aturan keluarga dalam rumah tangga, alangkah indahnya bila kita mengenal potensi diri dan berbagai tugas yang dilakukan. Keragaman aktivitas rumah akan membawa kebahagiaan rumah tangga dan dapat keluar dari rutinitas,sehingga dapat mendorong kreativitas dan menumbuhkan berbagai ide, yang memperkaya kebahagiaan keluarga dan menaburkan keindahan dalam diri anak.
sumber:25 cara mencetak anak tangguh,karangan syaikh Akram Misbah Usman